Biduran yang dalam istilah medis disebut urtikaria adalah reaksi dari kulit yang menyebabkan munculnya bilur berwarna merah atau putih dan terasa gatal. Bilur ini awalnya muncul di satu bagian tubuh dan akhirnya menyebar. Salah satu penyebab umumnya adalah alergi. Ukuran dan bentuk bilur pun bisa berbeda-beda. Ruam pada kasus urtikaria atau biduran akan terasa gatal, tapi bisa juga terasa perih atau menyengat. Gejala urtikaria bisa bertahan berjam-jam hingga beberapa hari. Urtikaria yang terjadi selama kurang dari enam minggu disebut sebagai urtikaria akut atau jangka pendek. Tapi ada juga kasus urtikaria yang bertahan lebih dari enam minggu atau bersifat kambuhan selama beberapa bulan atau bahkan tahun. Kondisi yang jarang terjadi ini dikenal dengan istilah urtikaria kronis atau jangka panjang. Biduran atau urtikaria lebih sering terjadi pada anak-anak dan wanita pada usia 30-60 tahun. Selain itu, orang yang memiliki alergi juga lebih berisiko untuk mengalaminya.

        Pada umumnya gejala urtikaria atau biduran ini berupa gatal pada kulit disertai dengan bercak-bercak menonjol, terakadang juga bisa terasa perih dan menyengat. Urtikaria atau biduran dibedakan menjadi dua bentuk yaitu akut dan kronik.

  • Akut: gejala biduran timbul mendadak, menghilang dengan cepat, mudah diobati.
  • Kronik: gejala biduran timbul berulang atau menetap lebih dari 6 minggu meskipun telah diobati (Anonim, 2014).

PENGOBATAN

       Secara umum pengatasan biduran dengan cara menghindari pemicu, sehingga pasien perlu mengetahui faktor yang menyebabkan urtikaria tersebut. Bila urtikaria terjadi terdapat beberapa cara untuk membantu meredakan gejala yang dialami akibat urtikaria:

  • Hindari menggaruk bagian yang muncul bilur atau ruam.
  • Jangan memakai sabun yang mengandung bahan kimia yang keras.
  • Usahakan area kulit yang terkena biduran tetap dingin, tidak tertutup pakaian ketat, dan diolesi losion penyejuk.
  • Gunakan pakaian yang longgar dan ringan.
  • Hindari faktor pemicu seperti zat aditif di dalam makanan, minuman beralkohol, obat pereda rasa sakit, kondisi panas atau dingin dan stres.

       Adapun obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi biduran atau urtikria yaitu :

  1. Antihistamin
    1. Difenhidramin hidroklorida
    2. Klorfeniramin maleat
    3. Loratadin
    4. Setirizin Hidroklorid
  2. Kortikosteroid

       Kortikosteroid hanya digunakan pada urtikaria atau biduran yang berat

  1. Prednisone
  2. Deksametason

Penggunaan obat-obat ini harus dalam pengawasan apoteker maupun dokter. Sehingga masyarakat dalam menggunakan obat-obat urtukaria tidak boleh sembarangan, dan diharapakan melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada apoteker dan/atau dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014, Karya Tulis Ilmiah Penyakit Urtikariahttp://karyatulisilmiah.com/penyakit-urtikaria/, diakses 25 Desember 2016.

Anonim, 2016, Biduran-urtikariahttps://www.google.co.id/biduran/, diakses 25 Desember 2016.

PIONAS, 2016, Antihistamin, Hiposensitisasi, dan Kedaruratan Alergi, http://pionas.pom.go.id/ioni/ , diakses 24 Desember 2016

Vella, Widiasmara, D., Hutomo, Marsudi., 2009, Urtikaria – Studi Retrospektif, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Surabaya.


Klinika Farmasi UGM

Klinika merupakan sebuah kelompok studi di Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan.

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.